PRAKTIKUM PETROGRAFI
Acara : Batuan Sedimen non karbonat Nama : Daud Rani S
Hari/ tgl : Rabu 27-10-2010 Stb : D 611 08 293
Perbesaran Total : 50X Kedudukan (x,y) : 55,15
No.Urut : 01
No.Peraga : MM rijang
Jenis Batuan : Batuan sediment non karbonat
Kenampakan Mikroskopis :
Pada sayatan batuan ini didapatkan warna absorbsi yaitu orange dan warna interferensi yaitu putih abu-abu. Batuan ini memiliki tekstur non klastik. Terdapat mineral radiolarian(0,4mm), kuarsa dan semen silika
Deskripsi Material :
• Radiolaria
Memiliki warna absorbsi yaitu orange warna irterverensi abu-abu. Bentuk mineral subhedral-anhedral, pecahannya tidak rata, Pleokroisme dwikroik, indeks bias Nmin > Ncb. Ukuran mineral 20 x 0,02 = 0, 4mm. Bias Rangkap pada orde I bawah (0,009). W.I max abu-abu,
• Kuarsa
Memiliki warna absorbsi orange warna interverensi putih. Bentuk mineral subhedral – anhedral, Pleokroisme dwikroik, indeks bias Nmin > Ncb. Bias Rangkap pada orde I bawah (0,008). W.I max putih keabu-abuan, sudut gelapan 30 dengan jenis gelapan simetris. Material ini terdapat dalam bentuk mikrolit kuarsa dan vein kuarsa.
• Semen
Memiliki warna arbsorbsi hitam dan warna interverensi hitam , bentuk anhedral. Ukuran 5 x 0,02 = 0,1mm
Persentase Mineral :
Mineral I % II% III% % Rata-Rata
Radiolarian 50 30 30 36,66
Mikrolit kuarsa 15 20 20 23,33
Semen 20 20 20 20
Vein kuarsa 15 30 30 25
Nama Batuan : Rijang
Petrogenesa : Dari hasil pengamatan batuan ini merupakan batuan sediment non karbonat (sediment silika) dengan nama batuan rijang dengan tekstur non klastik , warna arbsorbsi orange dan warna interferensi keabu-abuan batuan ini tersusun atas material berupa cangkang radiolarian, kuarsa dan semen silika. Rijang adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus. Batuan keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer.
Di atas lantai laut dan danau, kerangka silikaan dari organisme mikroskopik terakumulasi membentuk ooze silikaan. Organisme ini adalah diatom, terdapat di danau dan mungkin juga terakumulasi dalam kondisi laut, meskipun radiolaria lebih umum sebagai komponen utama ooze silikaan di laut. Radiolaria adalah zooplankton (hewan mikroskopik dengan gaya hidup planktonik) dan diatom adalah fitoplankton (tanaman mengambang bebas dan alga). Kemudian menstabil dan terekristalisasi membentuk silika calsedon. Rijang yang terbentuk dari ooze sering berlapis tipis dengan lapisan yang disebabkan oleh variasi jumlah material semen berukuran lempung. Rijang ini sangat umum dalam lingkungan laut dalam.
Beberapa rijang adalah hasil diagenesis , terbentuk oleh penggantian mineral lain oleh air kaya silika yang mengalir melalui batuan. Umumnya mengganti batugamping (contoh sebagai batuapi / flint dalam kapur). Batuan ini berasosiasi dengan endapan geosiklin (subduction Zone) serpih dan bijih besi. Batuan biasanya digunakan sebagai koleksi dan batuan hiasan
Referensi :
-. http://www.geofacts.co.cc/2010/02/sedimen-biogenik-kimia-dan- volkanogenik.html
- Ulva Ria Irvan,2010, Mineral Optik. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin, Makassar; Indonesia.
- Kaharuddin,MS. 1988. Penuntun Petrologi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin. Makassar; Indonesia.
- Simon and Schusters. 1978. Rocks and Minerals. Simon ang Schuster Inc. New York, Toronto, Sidney; Tokyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar